15%

Kelompok Terorganisir Bakar Dokter Senior, Puluhan Wargapun Ikut Jadi Korban. IDI: Saat nya TNI Ambil Alih Penuh

27-Sep-2019

Arus Papua. Kerusuhan di Wamena yang menyebabkan 32 orang tewas pada tanggal 23 September lalu diduga dilakukan oleh kelompok terorganisir. Dengan ini ini merupakan salah satu temuan komisi nasional hak asasi manusia Komnas HAM yang selama beberapa hari mengadakan investigasi di lokasi tersebut

Indikasi yang memperlihatkan salah satu korban tewas adalah tenaga medis yang bernama dokter Soekomartstio. padahal seharusnya tenaga medis harus dilindungi.

"Bagi Komnas HAM ancaman terhadap guru maupun tenaga medis adalah ancaman terhadap pekerja kemanusiaan tegas kepala perwakilan Komnas HAM wilayah Papua Frits Ramandey.

Bahkan hasil penelusuran Komnas HAM dokter Soeko Marsetio merupakan satu-satunya dokter yang sejak awal menawarkan diri untuk bertugas di pedalaman Papua. Dirinya telah ah mengabdikan dirinya mengabdikan kepada masyarakat di di tolikara justru menjadi korban yang diduga dianiaya secara sadis oleh sekelompok orang"tuturnya.

Menurut sumber yang berhasil dihimpun oleh arus news yang berada di wilayah sana meninggalnya dokter Soeko Marsetio akibat luka bakar yang parah.

Bahkan menurut beberapa saksi mata insiden tersebut terjadi saat dokter dalam perjalanan naik mobil di sekitar Pasir Putih tiba-tiba dia dihadang oleh sekelompok orang tanpa rasa kasihan dokter tersebut disiram bensin lalu dibakar hidup-hidup.

Dokter Soeko berusaha menyelamatkan diri dengan melompat ke got namun luka bakar yang diderita dokter lulusan Undip ini terlalu parah.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Idi telah mengeluarkan rilis tentang kasus tersebut salah satunya salah satu dari isinya adalah seluruh keluarga besar yg diminta mengenakan pita hitam yang diikatkan di lengan kanan pada tanggal 26 sampai 30 September itulah bentuk solidaritas rasa berkabung dan duka cita atas wafatnya teman sejawat kami yang meninggal saat menjalankan tugas ujar ketua umum Idi dokter Daeng m Faqih yang dikutip dari siaran persnya tertanggal 26 September 2019.

Ditambahkan pula, Sudah saatnya TNI yang turun menyikapi gentingnya suasana. Apa lagi dugaan Organisasi terorganisir telah mengancam Profesi kemanusiaan. TNI sudah harus tampil di depan. Terlebih ancaman pada keutuhan NKRI dan ancaman nyawa anak bangsa sudah mulai terancam"Geramnya.
Roy.

Topik : Papua

Artikel yang mungkin Anda suka